Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Inspiratif: Keadaan Terbatas, Jangkauanku Tak Terbatas - DAT Novitasari (DRB Papua Barat 2020)


    Keadaan Terbatas, Jangkauanku Tak Terbatas
    Oleh : DAT Novitasari
    DRB Papua Barat 2020

    Jika ditanya..., apa sih yang kalian rasakan saat pandemi covid-19 melanda negara kita? Bahagia, sedih, kecewa, takut atau biasa saja? Pasti jawabannya berbeda-beda, iya kan...??? Setiap orang memiliki cerita dan pengalamannya masing-masing untuk apa yang dirasakan dan apa yang dialami pada masa pandemi covid-19.

    Demikian pula denganku, banyak hal yang telah mengubahku sejak covid-19 melanda. Bermula dari keputusan Pemerintah yang membatasi kegiatan di tempat-tempat ramai, seperti pasar, pusat perbelanjaan, kantor-kantor, tempat wisata, bahkan sekolah-sekolah. Hanya beberapa tempat yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang diizinkan tetap dapat beroperasional dan beraktivitas, seperti rumah sakit, perbankan dan kantor pos, itupun dengan pembatasan jumlah pegawai yang hadir. Sementara seluruh sekolah tidak diperkenankan melakukan aktifitas di sekolah. Guru harus mengajar dari rumah, demikian pula dengan siswa yang harus belajar dari rumah.

    Berawal dari kebingungan, apa yang harus dilakukan jika harus mengajar dari rumah? Apa yang harus diperbuat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh anak didik? Bagaimana dapat menyampaikan materi hitungan dengan baik jika hanya menggunakan aplikasi whatsapp saat memberikan pelajaran? Dan masih banyak lagi pertanyaan dalam kepala yang saat itu membuat jadi kurang nyaman dengan keadaan. Apalagi pada saat itu kemampuan menggunakan perangkat IT hanya pas-pasan, kemampuan masih terbatas menggunakan laptop untuk membuat modul dengan word, atau menggunakan excel serta powerpoint jika ingin membuat bahan ajar.

    Dalam perjalanannya, penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai media berkomunikasi dengan peserta didik saat menyampaikan pelajaran, tugas dan juga absen sangat terbatas dan tidak efisien. Meskipun sebelum pandemi covid-19, sudah punya grup WhatsApp dengan siswa, namun tetap saja ada yang kurang dengan pembelajaran via WhatsApp, banyak kesulitan dan kendala, salah satunya adalah saat harus menyampaikan materi pelajaran yang banyak hitungan, atau materi ajar yang ada praktikumnya, rasanya tidak dapat tersampaikan jika dengan aplikasi yang saat itu dikuasai. Belum lagi tugas yang dikumpul siswa kebanyakan dalam bentuk gambar, yang terkadang handphone mengalami gangguan karena begitu banyak gambar yang harus diunduh dan memori hp menjadi cepat penuh.

    Meramban di dunia maya, melalui Google, Youtube, Yahoo dan lain sebagainya akhirnya saya mengenal beberapa aplikasi yang bisa divariasikan dengan WhatsApp untuk melaksanakan pembelajaran daring. Mulai belajar bagaimana menggunakan zoom, google meet, webex, Google Classroom, Google form dan semakin lengkap setelah mengetahui adanya Portal Rumah Belajar.

    Dan akhirnya, keinginan untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang aplikasi yang dapat digunakan pada pembelajaran daring membawaku pada suatu laman, yaitu https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/. Awalnya, mendaftar di laman tersebut untuk mengikuti pelatihan Diklat Sekolah Aman Bencana Untuk Satuan Pendidikan. Lalu sekilas membaca informasi terkait adanya pendaftaran PembaTIK Level 1, iseng coba-coba mendaftar, dan diterima di PembaTIK Level 1 Gelombang 15 yang kegiatan daringnya dilaksanakan dari 11 – 20 Mei 2020. Lulus di Level 1, langsung mendaftar lagi ke PembaTIK Level 2. Ikut PembaTIK Level 2 sampai harus mengulang dua kali. Di PembaTIK Level 2 pertama, mendaftar di Gelombang 13, yang pelaksanaannya dari tanggal 28 Mei – 11 Juni 2020, namun dinyatakan belum lulus. Saat itu rasanya menyesal sekali, karena tugas membuat video tidak terselesaikan dengan baik. Belum pernah membuat video pembelajaran menjadi kendala saat harus menyelesaikan PembaTIK Level 2. Belajar daring itu ternyata tidak mudah, tanpa bimbingan langsung, benar-benar butuh kerja keras, tekad dan kemauan untuk belajar agar bisa menyelesaikan materi serta tugas yang diberikan. Membuat video kelihatannya mudah, tapi ternyata…setelah mencoba membuat video sendiri, susah juga….😔😔😔

    Gagal di PembaTIK Level 2 Gelombang 13, segera mencari lagi kesempatan untuk dapat mengikuti PembaTIK Level 2 di gelombang yang lain. Dan akhirnya diterima sebagai peserta PembaTIK Level 2 Gelombang 25, yang dijadwalkan sejak 21 Juni – 5 Juli 2020. Belajar dari kesalahan sebelumnya, bertekad untuk menyelesaikan seluruh tugas dan ujian tepat sesuai waktunya. Sadar sekali, masih banyak kekurangan saat menyelesaikan tugas membuat video di PembaTIK Level 2, sempat sedikit pesismis untuk bisa lulus. Dan saat pengumuman dinyatakan lulus level 2, rasanya bahagia luar biasa…!!!

    PembaTIK Level 3 Gelombang 15 menjadi pilihan saya saat itu. PembaTIK Level 3 Gelombang 15 dilaksanakan pada tanggal 21 Juli – 20 Agustus 2020 benar-benar menjadi fokus pembelajaran disela-sela kewajiban untuk mengajar dan mengerjakan tugas tambahan lainnya. Sempat kebingungan, kesulitan, dan hampir saja menyerah, akhirnya seluruh tahapan di PembaTIK Level 3 dapat terselesaikan. Deg-degan menunggu keputusan, akan kah lulus di PembaTIK Level 3…??? Satu keyakinan…, jika yakin kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya, pasti hasilnya juga akan baik. Dan akhirnya… lulus juga di PembaTIK Level 3….!!! 😃😃😃 Bahagianya nambah dong…., bisa lulus level 3…, selangkah lagi menuju Duta Rumah Belajar…, bisa tidak ya masuk sebagai peserta PembaTIK Level 4…??? Deg-degan lagi tuh….😊😊😊

    Dan akhirnya…, Pengumuman Peserta PembaTIK Level 4 pun terbit….bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa, diberi kesempatan menjadi salah satu peserta PembaTIK Level 4 bersama 30 Sahabat Rumah Belajar lain dari Provinsi Papua Barat, dan 1023 Sahabat Rumah Belajar dari seluruh Indonesia. Di PembaTIK Level 4 tugas yang diberikan kepada seluruh Sahabat Rumah Belajar adalah berbagi. Menjadi pengalaman yang luar biasa, meski pun kami belum pernah saling kenal dan belum pernah saling jumpa sebelumnya, tapi di PembaTIK Level 4 diberi kesempatan untuk dapat berkolaborasi dengan teman-teman Sahabat Rumah Belajar dari kota/kabupaten lain, bahkan berbeda provinsi. Sungguh tidak pernah terlintas dalam pikiran, akan punya banyak teman baru dari kegiatan PembaTIK Level 4. Kebahagiaan makin terasa setelah menjadi salah satu Sahabat Rumah Belajar dari Provinsi Papua Barat yang masuk sebagai lima kandidat untuk menjadi Duta Rumah Belajar dari Provinsi Papua Barat. Dan semakin melengkapi kebahagiaan, di akhir November 2020, barsama Pak Hesbon Farel Nainggolan dipercayakan menjadi Duta Rumah Belajar untuk Provinsi Papua Barat di tahun 2020. Bersyukur kepada Allah atas berkah yang diberikan, berterima kasih pada Keluarga, Kepala Sekolah, rekan guru dan siswa untuk dukungan serta motivasi selama mengikuti kegiatan PembaTIK.

    Ternyata pandemi covid-19 yang semula menurutku membuat “sempit” ruang gerak, ternyata pemahaman itu salah…!!! Pandemi covid-19 justru memberikan kesempatan besar untuk mengembangkan kemampuan dan memberikan kesempatan untuk belajar banyak hal yang sebelumnya terabaikan. Ya… dalam Kesempitan ada Kesempatan…bagi siapa saja yang mau melihat sisi baik dari segala peristiwa yang terjadi..!!! Gerak terbatas karena covid-19 membatasi aktifitas di luar rumah, ternyata tidak membatasi jangkauan untuk dapat berbagi pengalaman dan berbagi pengetahuan kepada Bapak Ibu Guru dimana pun berada. Yuk…tetap berpikir positif untuk apapun itu…!!! Sungguh menjadi berkah dan kebahagiaan tak terhingga pada akhirnya dapat membebaskan diri dari keterbatasan. Di masa pandemi covid-19, mendapatkan banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan.

    Menjadi Duta Rumah Belajar juga memberikan banyak kesempatan yang tidak akan pernah terlupakan, salah satunya adalah di Bulan Februari 2020 mendapatkan kesempatan untuk berjumpa secara langsung dengan Mas Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, bukan hanya berjumpa, bahkan diberi kesempatan untuk berdialog langsung dengan Beliau. Bahkan berjumpa dan berbincang dengan Dirjen GTK, Pak Iwan Syahrir. Dan masih banyak lagi kesmepatan yang saya dapatkan setelah menjad Duta Rumah Belajar. Meski demikian, saya tidak akan berhenti untuk belajar. Belajar…dan teruslah belajar…hingga akhir hayat….!!!

    Mari Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK untuk Mewujudkan Merdeka Belajar
    Merdeka Belajarnya…
    Rumah Belajar Portalnya…Maju Indonesia….!!!

    Gambar 1. Mendampingi Kapusdatin, Dr. M. Hasan Chabibie saat melakukan koordinasi ke SMA Negeri 4 Kota Sorong sebelum kunjungan Mas Menteri Nadiem Makarim, Pebruari 2021.

    Gambar 2. Mendapatkan kesempatan berdialog langsung dengan Mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim saat melakukan kunjungan ke SMP Negeri 14 Kabupaten Sorong, Pebruari 2021.

    Sumber : Penulis Kisah Inspiratif: Keadaan Terbatas, Jangkauanku Tak Terbatas - DAT Novitasari (DRB Papua Barat 2020)



    Related Posts

    Post a Comment for "Kisah Inspiratif: Keadaan Terbatas, Jangkauanku Tak Terbatas - DAT Novitasari (DRB Papua Barat 2020)"